Topicnesia.com – Tak banyak anak-anak muda yang aware dengan investasi, terutama ‘permainan’ cryptocurrency seperti Bitcoin.
Tapi, Erik Finman, di usianya yang masih 12 tahun, berani ‘bertaruh’
kepada kedua orang tuanya dan dirinya sendiri. Dia membeli Bitcoin di
usianya yang masih 12 tahun. Dan akhirnya sukses menjadi miliarder tiga
tahun kemudian.
Kisah dimulai ketika Erik merasa sekolah hanya membuang waktu. Ibunya
kemudian menariknya keluar dan memilih untuk memberikan pendidikan buat
Erik di rumah. Erik saat itu bertaruh, kalau dia berhasil menjadi
miliarder di usia 18 tahun, dia tak harus masuk kuliah.
Erik, dilansir dari the Telegraph, memang hidup di tengah keluarga
yang sangat kompetitif. Abangnya bekerja di bidang teknik dan terbilang
sukses. Taruhan beserta syarat untuk menjadi miliarder di usia 18 tahun
masih berlaku.
Ini membuat Erik putar otak mencari cara untuk memenuhi janjinya
kepada kedua orangtua. Hingga pada akhirnya, nenek Erik memberikan
sebuah hadiah berupa uang sebesar $1,000 atau kira-kira Rp13 juta. Dia
pakai uang tersebut untuk membeli Bitcoin. Dengan uang pemberian dari
neneknya itu, dia bisa membeli 300 BTC (satuan Bitcoin).
Bitcoin merupakan mata uang digital atau sering disebut dengan cryptocurrency
atau lebih dikenal dengan kriptokokus di Indonesia. Nah, mata uang
digital ini, banyak diminati para investor karena sifatnya yang anonim.
Jadi, Investorpedia menulis, kriptokokus ini sangat aman buat investasi,
karena menggunakan sistem keamanan kriptografi.
Jalan Buat Jadi Miliarder
Karena menginvestasikan uang dalam jumlah yang cukup besar itu, Erik kemudian menjadi terkenal. Banyak media online yang mewawancarainya, seperti Mashable. Situs Bitcoin sendiri juga akhirnya menulis kisah Erik ini. Warga dunia akhirnya ikut memerhatikan perkembangan investasi Erik. Dan benar saja, dalam waktu sekitar 2-3 tahun, investasinya berkembang.
Karena menginvestasikan uang dalam jumlah yang cukup besar itu, Erik kemudian menjadi terkenal. Banyak media online yang mewawancarainya, seperti Mashable. Situs Bitcoin sendiri juga akhirnya menulis kisah Erik ini. Warga dunia akhirnya ikut memerhatikan perkembangan investasi Erik. Dan benar saja, dalam waktu sekitar 2-3 tahun, investasinya berkembang.
Tahun 2013, nilai satu BTC meningkat menjadi $1.200. Otomatis, uang
yang disemai Erik kian bertambah. The Telegraph menulis, saat itu uang
yang dimiliki Erik sudah bertambah 100 kali lipat dari yang diberikan
neneknya.
Dengan uang tersebut, Erik kemudian membangun sebuah perusahaan yang
memberikan jasa pendidikan online bernama Botangle. Jadi Botangle ini
membantu para siswa yang frustrasi dengan pelajaran di sekolah, dengan
mencarikan guru-guru yang bisa mengajarkan mereka melalui video chat.
Tapi, apa yang dilakukannya ini bukan satu-satunya yang paling bikin
orang kagum.
Sebelum dia membangun perusahaan tersebut, dia pergi ke sebuah kedai
kopi ternama di Negeri Paman Sam. Di sana, dia mengatakan akan
membelikan kopi untuk siapa saja yang mau mendengarkan idenya, dan
memberikan feedback. Ada 20 orang yang bersedia. Dari feedback dan
keberaniannya mengutarakan idenya itulah yang membuat banyak orang
kagum. Soalnya, Erik bukan pebisnis dewasa, tapi bisa dibilang cuma
seorang bocah yang punya ide liar.
Sudah punya banyak uang di Bitcoin,
juga sebuah perusahaan miliknya sendiri. Tapi Erik yang saat itu baru
15 tahun, memutuskan untuk melebarkan sayap perusahaannya. Dia mulai
magang di berbagai startup di Silicon Valley. Dia kemudian pindah ke San
Francisco.
Kerja kerasnya yang dimulai dari Bitcoin
dan janjinya kepada kedua orangtua ternyata membuahkan hasil. Erik,
kepada situs Coin Speaker, teh Telegrapgh, dan juga News.co.au, mengaku
kini sudah memiliki 403 Bitcoin. Bayangkan, satu BTC kini senilai $2,700
atau Rp36 juta. Di usianya yang kini sudah mencapai 18 tahun, dia sudah
menjadi miliarder muda.
Karena Menurut Saya Sekarang Sudah Jaman Teknologi & Jaman
Digital..( Anda Tidak Mengikuti Anda Akan Tertingal n Tergilas Dengan
Jaman )